12.01.2012

ILMU SOSIAL DASAR "PROSES-PROSES SOSIAL DAN INTERAKSI SOSIAL"


MAKALAH
ILMU SOSIAL DASAR
"PROSES-PROSES SOSIAL DAN INTERAKSI SOSIAL"







Nama : Aprilla Mega Riyandini
Kelas : 2sa01
NPM : 11611027


PENGANTAR
Puji syukur saya panjatkan kepada Tuhan YME, karena dengan rahmat -Nya saya dapat menyelesaikan  makalah Ilmu Sosial Dasar dengan judul “Proses-Proses Sosial dan Interaksi Sosial”
Saya juga mengucapkan terimakasih kepada dosen dan teman-teman saya yang telah banyak membantu pengerjaan makalah ini. Saya harap kritik dan saran yang membangun untuk dapat mnyempurnakan makalah ini. Semoga makalah yang saya buat ini dapat menambah wawasan para pembaca dan generasi-generasi selanjutnya.




















BAB 1
Latar Belakang
Proses sosial merupakan aspek dinamis dari kehidupan masyarakat. Dimana di dalamnya terdapat suatu proses hubungan antara manusia dengan lainnya. Proses hubungan tersebut berupa antar aksi sosial yang terjadi dalam kehidupan sehari-hari secara terus menerus. Antar aksi (interaksi) sosial, dimaksudkan sebagai pengaruh timbal balik antara dua belah pihak, yaitu antara individu satu dengan individu atau kelompok lainnya dalam rangka mencapai tujuan tertentu. Proses sosial pada dasarnya merupakan siklus perkembangan dari struktur sosial yang merupakan aspek dinamis dalam kehidupan masyarakat.
Perkembangan inilah yang merupakan dinamika yang tumbuh dari pola-pola perilaku manusia yang berbeda menurut situasi dan kepentingannya masing-masing, yang diwujudkan dalam proses hubungan sosial. Hubungan-hubungan sosial itu pada awalnya merupakan proses penyesuaian nilai-nilai sosial dalam kehidupan masyarakat. Kemudian meningkat menjadi semacam pergaulan yang tidak hanya sekedar pertemuan secara fisik, melainkan merupakan pergaulan yang ditandai adanya saling mengerti tentang maksud dan tujuan masing-masing pihak dalam hubungan tersebut. Misalnya saling berbicara (komunikasi), bekerja sama dalam memecahkan suatu masalah, atau mungkin pertemuan dalam suatu pertikaian dan lain sebagainya. Secara singkat, dapat dikatakan bahwa proses sosial itu adalah hubungan-hubungan sosial yang dinamis dalam kehidupan masyarakat
Tujuan penulisan
1.     Untuk mengetahui pengertian dari proses sosial
2.    Untuk mengetahui penyebab terjadinya proses sosial
3.    Untuk mengetahui syarat-syarat terjadinya interaksi sosial
4.    Untuk mengetahui macam-macam proses sosial
5.    Untuk mengetahui contoh dari proses social







Bab II
PEMBAHASAN
Proses sosial adalah cara-cara berhubungan yang dilihat apabila orang-perorangan dan kelompok-kelompok sosial saling bertemu dan menentukan sistem serta bentuk-bentuk hubungan tersebut atau apa yang akan terjadi apabila ada perubahan-perubahan yang menyebabkan goyahnya pola-pola kehidupan yang telah ada. Proses sosial dapat diartikan sebagai pengaruh timbal-balik antara berbagai segi kehidupan bersama, misalnya pengaruh-mempengaruhi antara sosial dengan politik, politik dengan ekonomi, ekonomi dengan hukum, dan seterusnya. Sosiologi klasik menekankan perhatiannya pada segi struktur dari masyarakat saja, antara lain tentang : kelompok-kelompok sosial, kebudayaan, lembaga sosial, stratifikasi dan kekuasaan.
Adanya komunikasi menimbulkan kontak sosial. Akan tetapi, adanya kontak sosial belum tentu menimbulkan komunikasi. Interaksi sosial juga dapat terjadi melalui komunikasi nonverbal. Setiap pihak menyadari keberadaan pihak lain yang dapat menyebabkan perubahan perasaan.

1) Pengertian interaksi sosial
Interaksi sosial merupakan hubungan-hubungan sosial yang menyangkut hubungan antarindividu, individu (seseorang) dengan kelompok, dan kelompok dengan kelompok.
Bentuk umum proses sosial adalah interaksi sosial (yang juga dapat dinamakan sebagai proses sosial) karena interasi sosial merupakan syarat utama terjadinya aktivitas-aktivitas sosial. Interaksi sosial merupakan hubungan-hubungan sosial yang dinamis yang menyangkut hubungan antara orang-orang perorangan, antara kelompok-kelompok manusia, maupun antara orang perorangan dengan kelompok manusia. Interaksi sosial antara kelompok-kelompok manusia terjadi anatara kelompok tersebut sebagai suatu kesatuan dan biasanya tidak menyangkut pribadi anggota-anggotanya.
Interaksi sosial antara kelompok-kelompok manusia terjadi pula di dalam masyarakat. Interaksi tersebut lebih mencolok ketika terjadi benturan antara kepentingan perorangan dengan kepentingan kelompok. Interaksi sosial hanya berlangsung antara pihak-pihak apabila terjadi reaksi terhadap dua belah pihak. Interaksi sosial tidak akan mungkin terjadi apabila manusia mengadakan hubungan yang langsung dengan sesuatu yang sama sekali tidak berpengaruh terhadap sistem interaksinya.
Berlangsungnya suatu proses interaksi didasarkan pada berbagai faktor :
A)Imitasi
Salah satu segi positifnya adalah bahwa imitasi dapat mendorong seseorang untuk mematuhi kaidah-kaidah dan nilai-nilai yang berlaku
B)Sugesti
Faktor sugesti berlangsung apabila seseorang memberi suatu pandangan atau suatu sikap yang berasal dari dirinya yang kemudian diterima oleh pihak lain.

C)Identifikasi
Identifikasi sebenarnya merupakan kecenderungan atau keinginan dalam diri seseorang untuk menjadi sama dengan pihak lain. Identifikasi sifatnya lebih mendalam daripada imitasi, karena kepribadian seseorang dapat terbentuk atas dasar proses ini.

D)Simpati
Sebenarnya merupakan suatu proses dimana seseorang merasa tertarik pada pihak lain. Di dalam proses ini perasaan memegang peranan yang sangat penting, walaupun dorongan utama pada simpati adalah keinginan untuk memahami pihak lain dan untuk bekerja sama dengannya.**Motivasi : rangsangan, pengaruh atau stimulus yang diberikan seorang individu kepada individu lainnya sedemikian rupa, sehingga orang yang diberikan motivasi tersebut menuruti apa yang dimotivasikan secara kritis, rasional, dan penuh rasa tanggung jawab (bersifat positif).
2)Syarat-syarat Terjadinya Interaksi Sosial
Terjadinya interaksi sosial sebagaimana dimaksud, karena adanya saling mengerti tentang maksud dan tujuan masing-masing pihak dalam suatu hugbungan sosial. Dalam proses sosial baru dapat dikatakan terjadi interaksi sosial, apabila telah memenuhi persyaratan sebagai aspek kehidupan bersama, yaitu adanya kontak sosial dan komunikasi sosial.C. Status dan Peranan Individu dalam Interaksi Sosial
Status seseorang menentukan perannya, peran seseorang menentukan perilakunya.
a. Kontak Sosial (Social Contact)
kontak sosial adalah hubungan antara satu orang atau lebih, melaui percakapan dengan saling mengerti tentang maksud dan tujuan masing-masing dalam kehidupan masyarakat.kontak sosial dapat terjadi secara langsung maupun tidak langsung antara pihak satu dengan pihak lainnya. Kontak sosial tidak langsung adalah kontak sosial yang menggunakan alat sebagai perantaranya. Misalnya: melaui telepon, radio, surat, dan lain-lain.
b. Komunikasi (Communication)
Menurut Soerjono Soekanto, komunikasi adalah bahwa seseorang memberikan tafsiran pada perilaku orang lain (ysng berwujud pembicaraan, gerak-gerak badaniah atau sikap) perasaan-perasaan apa  yang ingin disampaikan oleh orang lain tersebut. Dengan adanya komunikasi, maka sikap dan perasaan disatu pihak orang atau sekelompok orang dapat diketahui dan dipahami., asalkan memenuhi syarat tertentu.
3)Macam-macam proses sosial
Gillin dan Gillin mengadakan penggolongan yang lebih luas lagi. Menurut mereka, ada dua macam proses sosial yang timbul sebagai akibat adanya interaksi sosial :
1. Asosiatif
a.    Kerja Sama (Cooperation)
Suatu usaha bersama antara orang perorangan atau kelompok manusia untuk mencapai suatu atau beberapa tujuan bersama. Bentuk kerja sama tersebut ber-kembang apabila orang dapat digerakan untuk mencapai suatu tujuan bersama dan harus ada kesadaran bahwa tujuan tersebut di kemudian hari mempunyai manfaat bagi semua. Juga harus ada iklim yang menyenangkan dalam pembagian kerja serta balas jasa yang akan diterima. Dalam perkembangan selanjutnya, keahlian-keahlian tertentu diperlukan bagi mereka yang bekerja sama supaya rencana kerja samanya dapat terlaksana dengan baik.
Kerja sama timbul karena orientasi orang-perorangan terhadap kelompoknya (in-group-nya) dan kelompok lainya ( out-group-nya). Kerja sama akan bertambah kuat apabila ada hal-hal yang menyinggung anggota perorangan lainnya.
Fungsi kerjasama digambarkan oleh Charles H.Cooley ”kerjasama timbul apabila orang menyadari bahwa mereka mempunyai kepentingan-kepentingan yang sama dan pada saat yang bersamaan mempunyai cukup pengetahuan dan pengendalian terhadap diri sendiri untuk memenuhi kepentingan-kepentingan tersebut; kesadaran akan adanya kepentingan-kepentingan yang sama dan adanya organisasi merupakan fakta-fakta penting dalam kerjasama yang berguna”
Dalam teori-teori sosiologi dapat dijumpai beberapa bentuk kerjasama yang biasa diberi nama kerja sama (cooperation). Kerjasama tersebut lebih lanjut dibedakan lagi dengan:
1.     Kerjasama Spontan (Spontaneous Cooperation) : Kerjasama yang sertamerta
2.    Kerjasama Langsung (Directed Cooperation) : Kerjasama yang merupakan hasil perintah atasan atau penguasa
3.    Kerjasama Kontrak (Contractual Cooperation) : Kerjasama atas dasar tertentu
4.    Kerjasama Tradisional (Traditional Cooperation) : Kerjasama sebagai bagian atau unsur dari sistem sosial.
 Ada 5 bentuk kerjasama :
1.     Kerukunan yang mencakup gotong-royong dan tolong menolong
2.    Bargaining, yaitu pelaksana perjanjian mengenai pertukaran barang-barang dan jasa-jasa antara 2 organisasi atau lebih
3.    Kooptasi (cooptation), yakni suatu proses penerimaan unsur-unsur baru dalam kepemimpinan atau pelaksanaan politik dalam suatu organisasi sebagai salah satu cara untuk menghindari terjadinya kegoncangan dalam stabilitas organisasi yang ber-sangkutan
4.    Koalisi (coalition), yakni kombinasi antara dua organisasi atau lebih yang mempunyai tujuan-tujuan yang sama. Koalisi dapat menghasilkan keadaan yang tidak stabil untuk sementara waktu karena dua organisasi atau lebih tersebut kemungkinan mempunyai struktut yang tidak sama antara satu dengan lainnya. Akan tetapi, karena maksud utama adalah untuk mencapat satu atau beberapa tujuan bersama, maka sifatnnya adalah kooperatif.
5.    Joint venture, yaitu kerjasama dalam pengusahaan proyek-proyek tertentu, misalnya pengeboran minyak, pertambangan batubara, perfilman, perhotelan, dan seterusnya.

b.   Akomodasi (Accomodation)
Istilah Akomodasi dipergunakan dalam dua arti yaitu menujuk pada suatu keadaan dan yntuk menujuk pada suatu proses. Akomodasi menunjuk pada keadaan, adanya suatu keseimbangan dalam interaksi antara orang-perorangan atau kelompok-kelompok manusia dalam kaitannya dengan norma-norma sosial dan nilai-nilai sosial yang berlaku dalam masyarakat. Sebagai suatu proses akomodasi menunjuk pada usaha-usaha manusia untuk meredakan suatu pertentangan yaitu usaha-usaha manusia untuk mencapai kestabilan. Menurut Gillin dan Gillin, akomodasi adalah suatu perngertian yang di-gunakan oleh para sosiolog untuk menggambarkan suatu proses dalam hubungan-hubungan sosial yang sama artinya dengan adaptasi dalam biologi. Maksudnya, sebagai suatu proses dimana orang atau kelompok manusia yang mulanya saling bertentangan, mengadakan penyesuaian diri untuk mengatasi ketegangan-ketegangan. Akomodasi merupakan suatu cara untuk menyelesaikan pertentangan tanpa meng-hancurkan pihak lawan sehingga lawan tidak kehilangan kepribadiannya.
Tujuan Akomodasi dapat berbeda-beda sesuai dengan situasi yang dihadapinya, yaitu :
1.     Untuk mengurangi pertentangan antara orang atau kelompok manusia sebagai akibat  perbedaan paham.
2.    Mencegah meledaknya suatu pertentangan untuk sementara waktu atau secara temporer.
3.    Memungkinkan terjadinya kerjasama antara kelompok sosial yang hidupnya terpisah akibat faktor-faktor sosial psikologis dan kebudayaan, seperti yang dijumpai pada masyarakat yang mengenal sistem berkasta.
 Bentuk-bentuk Akomodasi:
1.     Corecion, suatu bentuk akomodasi yang prosesnya dilaksanakan karena adanya paksaan
2.    Compromise, bentuk akomodasi dimana pihak-pihak yang terlibat saling mengurangi tuntutannya agar tercapai suatu penyelesaian terhadap perselisihan yang ada.
3.    Arbitration, Suatu cara untuk mencapai compromise apabila pihak-pihak yang ber-hadapan tidak sanggup mencapainya sendiri
4.    Conciliation, suatu usaha untuk mempertemukan keinginan-keinginan dari pihak-pihak yang berselisih demi tercapainya suatu persetujuan bersama.
5.    Toleration, merupakan bentuk akomodasi tanpa persetujuan yang formal bentuknya.
6.    Stalemate, suatu akomodasi dimana pihak-pihak yang bertentangan karena mem-punyai kekuatan yang seimbang berhenti pada satu titik tertentu dalam melakukan pertentangannya.
7.    Adjudication, penyelesaian perkara atau sengketa di pengadilan

 c.  Asimilasi (Assimilation)
Asimilasi merupakan proses sosial dalam taraf lanjut. Ia ditandai dengan adanya usaha-usaha mengurangi perbedaan-perbedaan yang terdapat antara orang-perorangan atau kelompok-kelompok manusia dan juga meliputi usaha-usaha untuk mempertinggi kesatuan tindak, sikap, dan proses-proses mental dengan memerhatikan kepentingan dan tujuan bersama.
 Faktor-faktor yang dapat mempermudah terjadinya suatu asimilasi adalah :
1.     Toleransi
2.    kesempatan-kesempatan yang seimbang di bidang ekonomi
3.    sikap menghargai orang asing dan kebudayaannya
4.    sikap tebuka dari golongan yang berkuasa dalam masyarakat
5.    persamaan dalam unsur-unsur kebudayaan
6.    perkawinan campuran (amaigamation)
7.    adanya musuh bersama dari luar
 Faktor-faktor yang  menghambat terjadinya asimilasi adalah :
1.     Terisolasinya kehidupan suatu golongan tertentu dalam masyarakat
2.    Kurangnya pengetahuan mengenai kebudayaan yang dihadapi dan sehubungan dengan itu seringkali menimbulkan faktor ketiga
3.    Perasaan takut terhadap kekuatan suatu kebudayaan yang dihadapi perasaan bahwa suatu kebudayaan golongan atau kelompok tertentu lebih tinggi daripada kebudayaan golongan atau kelompok lainnya.
4.    Dalam batas-batas tertentu, perbedaan warna kulit atau perbedaan ciri-ciri badaniah dapat pula menjadi salah satu penghalang terjadinya asimilasi.
5.    Gangguan dari golongan yang berkuasa terhadap minoritas lain apabila golongan minoritas lain mengalami gangguan-gangguan dari golongan yang berkuasa
 d.    Amalgamasi
Merupakan peleburan dua kelompok budaya yang kemudian  melahirkan budaya baru. Biasanya dapat terjadi dengan sukarela maupun dengan pemaksaan.
2. Proses-proses yang Disosiatif
a. Persaingan (Competition)
Persaingan merupakan suatu usaha dari seseorang untuk mencapai sesuatu yang lebih daripada yang lain. Persaingan ini dapat dibedakan menjadi 2 yaitu:
1) Persaingan Pribadi, adalah persaingan yang berlangsung antara individu dengan individu atau individu dengan kelompok secara langsung.
2) Persaingan Kelompok, adalah persaingan yang berlangsung antara kelompok dengan kelompok.
Persaingan biasanya didorong oleh hal-hal seperti mendapatkan status sosial, memperoleh jodoh, mendapatkan kekuasaan, mendapatkan nama baik, kekayaan, karena perbedaan agama dan lain-lain.
b. Kontraversi (Contravertion)
Kontraversi merupakan suatu bentuk proses sosial yang berada antara persaingan dan pertentangan antara peryikaian dan juga merupakan sikap mental yang tersembunyi terhadap orang-prang lain atau terhadap unsure-unsur kebudayaan golongan tertentu.
Bentuk-bentuk kontraversi antara lain adalah sebagai berikut:
1) Perbuatan penolakan, perlawanan, dan lain-lain.
2) Menyangkal pernyataanorang lain di muka umum.
3) Melakukan penghasutan.
4) Berkhianat.
5) Mengejutkan lawan dan lain-lain.
3) Pertikaian atau Pertentangan (Conflict)
Pertikaian adalah bentuk persaingan yang berkembang secara negative, artinya di satu pihak bermaksud untuk mencelakakan atau paling tidak berusaha untuk menyingkirkan pihak lainnya. Menurut Soedjono, pertikaian adalah suatu bentuk dalam interelasi sosial dimana terjadi usaha-usaha pihak yang satu berusaha menjatuhkan pihak lain, atau berusaha mengenyahkan yang lain menjadi rivalnya. Meskipun demikian, pertiakaian tidak selamanya disertai kekerasan, bahkan aa pertikaian yang berbentuk lunak dan mudah untuk dikendalikan, misalnya pertentangan antara orang-orang dalamn seminar, dimana perbedaan pendapat bisa diselesaikan secara ilmiah, atau sekurang-kurangnya tidak emosional.

Adapun sebab-sebab yang menimbulkan pertentangan adalah sebagai berikut:
1) Perbedaan antara individu-individu
2) Perbedaan kebudayaan
3) Perbedaan kepentingan
4) Perubahan sosial
Pertentangan mempunyai bentuk-bentuk antara lain seperti berikut :
1) Pertentangan pribadi
2) Pertentangan rasial
3) Pertentangan antara kelas-kelas sosial
4) Pertentangan politik
5) Pertentangan yang bersifat internasional
Dari bentuk-bentuk pertentangan tersebut akan mengakibatkan dampak-dampak seperti berikut :
1) Bertambahnya solidaritas in-group
2) Akan goyah dan retaknya persatuan apabilaterjadi pertentangan antara golongan-golongan dalam satu kelompok
3) Perubahan kepribadian para individu
4) Akomodasi, dominasi, dan takluknya salah satu pihak
.





BAB III
Penutup
KESIMPULAN
Pada dasarnya semua makhluk hidup membutuhkan interaksi social yang menandakan adanya kehidupan.  Interaksi social juga mempunyai aturan dan norma berlaku  bila tidak sesuai dengan ketentuan interaksi pun berjalan tidak baik. Berlangsungnya suatu proses interaksi didasarkan pada berbagai faktor yaitu:Imitasi, Sugesti, Identifikasi, Proses simpati.Syarat terjadinya interaksi sosial yaitu adanya kontak sosial dan komunikasi.Proses sosial ada yang bersifat asosiatif (kerjasama) dan desosiatif (perpecahan).


No comments:

Post a Comment

Hamutaro - Hamtaro 3