MAKALAH
ILMU SOSIAL DASAR
"PROSES-PROSES
SOSIAL DAN INTERAKSI SOSIAL"
Nama : Aprilla Mega Riyandini
Kelas : 2sa01
NPM : 11611027
PENGANTAR
Puji syukur saya panjatkan kepada Tuhan YME, karena
dengan rahmat -Nya saya dapat menyelesaikan makalah Ilmu Sosial Dasar dengan judul “Proses-Proses
Sosial dan Interaksi Sosial”
Saya juga mengucapkan terimakasih kepada dosen dan
teman-teman saya yang telah banyak membantu pengerjaan makalah ini. Saya harap
kritik dan saran yang membangun untuk dapat mnyempurnakan makalah ini. Semoga
makalah yang saya buat ini dapat menambah wawasan para pembaca dan
generasi-generasi selanjutnya.
BAB 1
Latar Belakang
Proses sosial merupakan aspek
dinamis dari kehidupan masyarakat. Dimana di dalamnya terdapat suatu proses
hubungan antara manusia dengan lainnya. Proses hubungan tersebut berupa antar
aksi sosial yang terjadi dalam kehidupan sehari-hari secara terus menerus.
Antar aksi (interaksi) sosial, dimaksudkan sebagai pengaruh timbal balik antara
dua belah pihak, yaitu antara individu satu dengan individu atau kelompok
lainnya dalam rangka mencapai tujuan tertentu. Proses sosial pada dasarnya
merupakan siklus perkembangan dari struktur sosial yang merupakan aspek dinamis
dalam kehidupan masyarakat.
Perkembangan inilah yang merupakan
dinamika yang tumbuh dari pola-pola perilaku manusia yang berbeda menurut
situasi dan kepentingannya masing-masing, yang diwujudkan dalam proses hubungan
sosial. Hubungan-hubungan sosial itu pada awalnya merupakan proses penyesuaian
nilai-nilai sosial dalam kehidupan masyarakat. Kemudian meningkat menjadi
semacam pergaulan yang tidak hanya sekedar pertemuan secara fisik, melainkan
merupakan pergaulan yang ditandai adanya saling mengerti tentang maksud dan
tujuan masing-masing pihak dalam hubungan tersebut. Misalnya saling berbicara
(komunikasi), bekerja sama dalam memecahkan suatu masalah, atau mungkin
pertemuan dalam suatu pertikaian dan lain sebagainya. Secara singkat, dapat
dikatakan bahwa proses sosial itu adalah hubungan-hubungan sosial yang dinamis
dalam kehidupan masyarakat
Tujuan
penulisan
1. Untuk mengetahui pengertian dari proses
sosial
2. Untuk mengetahui penyebab terjadinya proses
sosial
3. Untuk mengetahui syarat-syarat terjadinya
interaksi sosial
4. Untuk mengetahui macam-macam proses sosial
5. Untuk mengetahui contoh dari proses social
Bab
II
PEMBAHASAN
Proses sosial adalah cara-cara
berhubungan yang dilihat apabila orang-perorangan dan kelompok-kelompok sosial
saling bertemu dan menentukan sistem serta bentuk-bentuk hubungan tersebut atau
apa yang akan terjadi apabila ada perubahan-perubahan yang menyebabkan goyahnya
pola-pola kehidupan yang telah ada. Proses sosial dapat diartikan sebagai
pengaruh timbal-balik antara berbagai segi kehidupan bersama, misalnya
pengaruh-mempengaruhi antara sosial dengan politik, politik dengan ekonomi,
ekonomi dengan hukum, dan seterusnya. Sosiologi klasik menekankan perhatiannya
pada segi struktur dari masyarakat saja, antara lain tentang :
kelompok-kelompok sosial, kebudayaan, lembaga sosial, stratifikasi dan
kekuasaan.
Adanya komunikasi menimbulkan
kontak sosial. Akan tetapi, adanya kontak sosial belum tentu menimbulkan
komunikasi. Interaksi sosial juga dapat terjadi melalui komunikasi nonverbal.
Setiap pihak menyadari keberadaan pihak lain yang dapat menyebabkan perubahan
perasaan.
1) Pengertian interaksi sosial
Interaksi sosial merupakan hubungan-hubungan sosial yang
menyangkut hubungan antarindividu, individu (seseorang) dengan kelompok, dan
kelompok dengan kelompok.
Bentuk umum proses sosial adalah interaksi sosial (yang juga
dapat dinamakan sebagai proses sosial) karena interasi sosial merupakan syarat
utama terjadinya aktivitas-aktivitas sosial. Interaksi sosial merupakan
hubungan-hubungan sosial yang dinamis yang menyangkut hubungan antara
orang-orang perorangan, antara kelompok-kelompok manusia, maupun antara orang
perorangan dengan kelompok manusia. Interaksi sosial antara kelompok-kelompok
manusia terjadi anatara kelompok tersebut sebagai suatu kesatuan dan biasanya
tidak menyangkut pribadi anggota-anggotanya.
Interaksi sosial antara kelompok-kelompok manusia terjadi
pula di dalam masyarakat. Interaksi tersebut lebih mencolok ketika terjadi
benturan antara kepentingan perorangan dengan kepentingan kelompok. Interaksi
sosial hanya berlangsung antara pihak-pihak apabila terjadi reaksi terhadap dua
belah pihak. Interaksi sosial tidak akan mungkin terjadi apabila manusia
mengadakan hubungan yang langsung dengan sesuatu yang sama sekali tidak
berpengaruh terhadap sistem interaksinya.
Berlangsungnya suatu proses interaksi didasarkan pada
berbagai faktor :
A)Imitasi
Salah satu segi positifnya adalah bahwa imitasi dapat
mendorong seseorang untuk mematuhi kaidah-kaidah dan nilai-nilai yang berlaku
B)Sugesti
Faktor sugesti berlangsung apabila seseorang memberi suatu
pandangan atau suatu sikap yang berasal dari dirinya yang kemudian diterima
oleh pihak lain.
C)Identifikasi
Identifikasi sebenarnya merupakan kecenderungan atau
keinginan dalam diri seseorang untuk menjadi sama dengan pihak lain.
Identifikasi sifatnya lebih mendalam daripada imitasi, karena kepribadian
seseorang dapat terbentuk atas dasar proses ini.
D)Simpati
Sebenarnya merupakan suatu proses dimana seseorang merasa
tertarik pada pihak lain. Di dalam proses ini perasaan memegang peranan yang
sangat penting, walaupun dorongan utama pada simpati adalah keinginan untuk
memahami pihak lain dan untuk bekerja sama dengannya.**Motivasi : rangsangan,
pengaruh atau stimulus yang diberikan seorang individu kepada individu lainnya
sedemikian rupa, sehingga orang yang diberikan motivasi tersebut menuruti apa
yang dimotivasikan secara kritis, rasional, dan penuh rasa tanggung jawab
(bersifat positif).
2)Syarat-syarat Terjadinya Interaksi Sosial
Terjadinya interaksi sosial sebagaimana dimaksud, karena
adanya saling mengerti tentang maksud dan tujuan masing-masing pihak dalam
suatu hugbungan sosial. Dalam proses sosial baru dapat dikatakan terjadi
interaksi sosial, apabila telah memenuhi persyaratan sebagai aspek kehidupan
bersama, yaitu adanya kontak sosial dan komunikasi sosial.C. Status dan Peranan
Individu dalam Interaksi Sosial
Status seseorang menentukan perannya, peran seseorang
menentukan perilakunya.
a. Kontak Sosial (Social Contact)
kontak sosial adalah hubungan antara satu orang atau lebih,
melaui percakapan dengan saling mengerti tentang maksud dan tujuan
masing-masing dalam kehidupan masyarakat.kontak sosial dapat terjadi secara
langsung maupun tidak langsung antara pihak satu dengan pihak lainnya. Kontak
sosial tidak langsung adalah kontak sosial yang menggunakan alat sebagai
perantaranya. Misalnya: melaui telepon, radio, surat, dan lain-lain.
b. Komunikasi (Communication)
Menurut Soerjono Soekanto, komunikasi adalah bahwa seseorang
memberikan tafsiran pada perilaku orang lain (ysng berwujud pembicaraan,
gerak-gerak badaniah atau sikap) perasaan-perasaan apa yang ingin disampaikan oleh orang lain
tersebut. Dengan adanya komunikasi, maka sikap dan perasaan disatu pihak orang
atau sekelompok orang dapat diketahui dan dipahami., asalkan memenuhi syarat
tertentu.
3)Macam-macam proses sosial
Gillin dan Gillin mengadakan penggolongan yang lebih luas
lagi. Menurut mereka, ada dua macam proses sosial yang timbul sebagai akibat
adanya interaksi sosial :
1. Asosiatif
a. Kerja Sama
(Cooperation)
Suatu usaha bersama antara orang perorangan atau kelompok
manusia untuk mencapai suatu atau beberapa tujuan bersama. Bentuk kerja sama
tersebut ber-kembang apabila orang dapat digerakan untuk mencapai suatu tujuan
bersama dan harus ada kesadaran bahwa tujuan tersebut di kemudian hari
mempunyai manfaat bagi semua. Juga harus ada iklim yang menyenangkan dalam
pembagian kerja serta balas jasa yang akan diterima. Dalam perkembangan
selanjutnya, keahlian-keahlian tertentu diperlukan bagi mereka yang bekerja
sama supaya rencana kerja samanya dapat terlaksana dengan baik.
Kerja sama timbul karena orientasi orang-perorangan terhadap
kelompoknya (in-group-nya) dan kelompok lainya ( out-group-nya). Kerja sama
akan bertambah kuat apabila ada hal-hal yang menyinggung anggota perorangan
lainnya.
Fungsi kerjasama digambarkan oleh Charles H.Cooley
”kerjasama timbul apabila orang menyadari bahwa mereka mempunyai
kepentingan-kepentingan yang sama dan pada saat yang bersamaan mempunyai cukup
pengetahuan dan pengendalian terhadap diri sendiri untuk memenuhi
kepentingan-kepentingan tersebut; kesadaran akan adanya kepentingan-kepentingan
yang sama dan adanya organisasi merupakan fakta-fakta penting dalam kerjasama
yang berguna”
Dalam teori-teori sosiologi dapat dijumpai beberapa bentuk
kerjasama yang biasa diberi nama kerja sama (cooperation). Kerjasama tersebut
lebih lanjut dibedakan lagi dengan:
1. Kerjasama
Spontan (Spontaneous Cooperation) : Kerjasama yang sertamerta
2. Kerjasama
Langsung (Directed Cooperation) : Kerjasama yang merupakan hasil perintah
atasan atau penguasa
3. Kerjasama
Kontrak (Contractual Cooperation) : Kerjasama atas dasar tertentu
4. Kerjasama
Tradisional (Traditional Cooperation) : Kerjasama sebagai bagian atau unsur
dari sistem sosial.
Ada 5 bentuk
kerjasama :
1. Kerukunan yang
mencakup gotong-royong dan tolong menolong
2. Bargaining,
yaitu pelaksana perjanjian mengenai pertukaran barang-barang dan jasa-jasa
antara 2 organisasi atau lebih
3. Kooptasi (cooptation),
yakni suatu proses penerimaan unsur-unsur baru dalam kepemimpinan atau
pelaksanaan politik dalam suatu organisasi sebagai salah satu cara untuk
menghindari terjadinya kegoncangan dalam stabilitas organisasi yang
ber-sangkutan
4. Koalisi (coalition),
yakni kombinasi antara dua organisasi atau lebih yang mempunyai tujuan-tujuan
yang sama. Koalisi dapat menghasilkan keadaan yang tidak stabil untuk sementara
waktu karena dua organisasi atau lebih tersebut kemungkinan mempunyai struktut
yang tidak sama antara satu dengan lainnya. Akan tetapi, karena maksud utama
adalah untuk mencapat satu atau beberapa tujuan bersama, maka sifatnnya adalah
kooperatif.
5. Joint venture,
yaitu kerjasama dalam pengusahaan proyek-proyek tertentu, misalnya pengeboran
minyak, pertambangan batubara, perfilman, perhotelan, dan seterusnya.
b. Akomodasi
(Accomodation)
Istilah Akomodasi dipergunakan dalam dua arti yaitu menujuk
pada suatu keadaan dan yntuk menujuk pada suatu proses. Akomodasi menunjuk pada
keadaan, adanya suatu keseimbangan dalam interaksi antara orang-perorangan atau
kelompok-kelompok manusia dalam kaitannya dengan norma-norma sosial dan
nilai-nilai sosial yang berlaku dalam masyarakat. Sebagai suatu proses
akomodasi menunjuk pada usaha-usaha manusia untuk meredakan suatu pertentangan
yaitu usaha-usaha manusia untuk mencapai kestabilan. Menurut Gillin dan Gillin,
akomodasi adalah suatu perngertian yang di-gunakan oleh para sosiolog untuk
menggambarkan suatu proses dalam hubungan-hubungan sosial yang sama artinya
dengan adaptasi dalam biologi. Maksudnya, sebagai suatu proses dimana orang
atau kelompok manusia yang mulanya saling bertentangan, mengadakan penyesuaian
diri untuk mengatasi ketegangan-ketegangan. Akomodasi merupakan suatu cara
untuk menyelesaikan pertentangan tanpa meng-hancurkan pihak lawan sehingga
lawan tidak kehilangan kepribadiannya.
Tujuan Akomodasi dapat berbeda-beda sesuai dengan situasi
yang dihadapinya, yaitu :
1. Untuk
mengurangi pertentangan antara orang atau kelompok manusia sebagai akibat perbedaan paham.
2. Mencegah
meledaknya suatu pertentangan untuk sementara waktu atau secara temporer.
3. Memungkinkan
terjadinya kerjasama antara kelompok sosial yang hidupnya terpisah akibat
faktor-faktor sosial psikologis dan kebudayaan, seperti yang dijumpai pada
masyarakat yang mengenal sistem berkasta.
Bentuk-bentuk
Akomodasi:
1. Corecion, suatu
bentuk akomodasi yang prosesnya dilaksanakan karena adanya paksaan
2. Compromise,
bentuk akomodasi dimana pihak-pihak yang terlibat saling mengurangi tuntutannya
agar tercapai suatu penyelesaian terhadap perselisihan yang ada.
3. Arbitration,
Suatu cara untuk mencapai compromise apabila pihak-pihak yang ber-hadapan tidak
sanggup mencapainya sendiri
4. Conciliation,
suatu usaha untuk mempertemukan keinginan-keinginan dari pihak-pihak yang
berselisih demi tercapainya suatu persetujuan bersama.
5. Toleration,
merupakan bentuk akomodasi tanpa persetujuan yang formal bentuknya.
6. Stalemate, suatu
akomodasi dimana pihak-pihak yang bertentangan karena mem-punyai kekuatan yang
seimbang berhenti pada satu titik tertentu dalam melakukan pertentangannya.
7. Adjudication,
penyelesaian perkara atau sengketa di pengadilan
c. Asimilasi (Assimilation)
Asimilasi merupakan proses sosial dalam taraf lanjut. Ia
ditandai dengan adanya usaha-usaha mengurangi perbedaan-perbedaan yang terdapat
antara orang-perorangan atau kelompok-kelompok manusia dan juga meliputi
usaha-usaha untuk mempertinggi kesatuan tindak, sikap, dan proses-proses mental
dengan memerhatikan kepentingan dan tujuan bersama.
Faktor-faktor yang
dapat mempermudah terjadinya suatu asimilasi adalah :
1. Toleransi
2.
kesempatan-kesempatan yang seimbang di bidang ekonomi
3. sikap menghargai
orang asing dan kebudayaannya
4. sikap tebuka
dari golongan yang berkuasa dalam masyarakat
5. persamaan dalam
unsur-unsur kebudayaan
6. perkawinan
campuran (amaigamation)
7. adanya musuh
bersama dari luar
Faktor-faktor
yang menghambat terjadinya asimilasi
adalah :
1. Terisolasinya
kehidupan suatu golongan tertentu dalam masyarakat
2. Kurangnya
pengetahuan mengenai kebudayaan yang dihadapi dan sehubungan dengan itu
seringkali menimbulkan faktor ketiga
3. Perasaan takut
terhadap kekuatan suatu kebudayaan yang dihadapi perasaan bahwa suatu
kebudayaan golongan atau kelompok tertentu lebih tinggi daripada kebudayaan
golongan atau kelompok lainnya.
4. Dalam
batas-batas tertentu, perbedaan warna kulit atau perbedaan ciri-ciri badaniah
dapat pula menjadi salah satu penghalang terjadinya asimilasi.
5. Gangguan dari
golongan yang berkuasa terhadap minoritas lain apabila golongan minoritas lain
mengalami gangguan-gangguan dari golongan yang berkuasa
d. Amalgamasi
Merupakan peleburan dua kelompok budaya yang kemudian melahirkan budaya baru. Biasanya dapat
terjadi dengan sukarela maupun dengan pemaksaan.
2. Proses-proses yang Disosiatif
a. Persaingan (Competition)
Persaingan merupakan suatu usaha dari seseorang untuk
mencapai sesuatu yang lebih daripada yang lain. Persaingan ini dapat dibedakan
menjadi 2 yaitu:
1) Persaingan Pribadi, adalah persaingan yang berlangsung
antara individu dengan individu atau individu dengan kelompok secara langsung.
2) Persaingan Kelompok, adalah persaingan yang berlangsung
antara kelompok dengan kelompok.
Persaingan biasanya didorong oleh hal-hal seperti
mendapatkan status sosial, memperoleh jodoh, mendapatkan kekuasaan, mendapatkan
nama baik, kekayaan, karena perbedaan agama dan lain-lain.
b. Kontraversi (Contravertion)
Kontraversi merupakan suatu bentuk proses sosial yang berada
antara persaingan dan pertentangan antara peryikaian dan juga merupakan sikap
mental yang tersembunyi terhadap orang-prang lain atau terhadap unsure-unsur
kebudayaan golongan tertentu.
Bentuk-bentuk kontraversi antara lain adalah sebagai
berikut:
1) Perbuatan penolakan, perlawanan, dan lain-lain.
2) Menyangkal pernyataanorang lain di muka umum.
3) Melakukan penghasutan.
4) Berkhianat.
5) Mengejutkan lawan dan lain-lain.
3) Pertikaian atau Pertentangan (Conflict)
Pertikaian adalah bentuk persaingan yang berkembang secara
negative, artinya di satu pihak bermaksud untuk mencelakakan atau paling tidak
berusaha untuk menyingkirkan pihak lainnya. Menurut Soedjono, pertikaian adalah
suatu bentuk dalam interelasi sosial dimana terjadi usaha-usaha pihak yang satu
berusaha menjatuhkan pihak lain, atau berusaha mengenyahkan yang lain menjadi
rivalnya. Meskipun demikian, pertiakaian tidak selamanya disertai kekerasan,
bahkan aa pertikaian yang berbentuk lunak dan mudah untuk dikendalikan,
misalnya pertentangan antara orang-orang dalamn seminar, dimana perbedaan
pendapat bisa diselesaikan secara ilmiah, atau sekurang-kurangnya tidak
emosional.
Adapun sebab-sebab yang menimbulkan pertentangan adalah
sebagai berikut:
1) Perbedaan antara individu-individu
2) Perbedaan kebudayaan
3) Perbedaan kepentingan
4) Perubahan sosial
Pertentangan mempunyai bentuk-bentuk antara lain seperti
berikut :
1) Pertentangan pribadi
2) Pertentangan rasial
3) Pertentangan antara kelas-kelas sosial
4) Pertentangan politik
5) Pertentangan yang bersifat internasional
Dari bentuk-bentuk pertentangan tersebut akan mengakibatkan
dampak-dampak seperti berikut :
1) Bertambahnya solidaritas in-group
2) Akan goyah dan retaknya persatuan apabilaterjadi
pertentangan antara golongan-golongan dalam satu kelompok
3) Perubahan kepribadian para individu
4) Akomodasi, dominasi, dan takluknya salah satu pihak
.
BAB III
Penutup
KESIMPULAN
Pada dasarnya semua makhluk hidup membutuhkan interaksi social
yang menandakan adanya kehidupan. Interaksi social juga mempunyai aturan dan
norma berlaku bila tidak sesuai dengan
ketentuan interaksi pun berjalan tidak baik. Berlangsungnya suatu proses
interaksi didasarkan pada berbagai faktor yaitu:Imitasi, Sugesti, Identifikasi,
Proses simpati.Syarat terjadinya interaksi sosial yaitu adanya kontak sosial
dan komunikasi.Proses sosial ada yang bersifat asosiatif (kerjasama) dan
desosiatif (perpecahan).